JAYAPURA-Pengalaman pahit yang pernah terjadi di Kabupaten Puncak, yakni perang saudara akibat Pemilukada pertama tahun 2011-2012, membuat hingga Bupati Puncak, Willem Wandik, SE,MSi berkeinginan menggelar pertemuan akbar, agar pelaksanaan Pilkada di kabupaten itu tahun 2018 mendatang berjalan aman dan damai.
Orang nomor satu di Kabupaten Puncak itu tak ingin pesta demokrasi bagi rakyat tercoreng karena konflik bersaudara seperti Pilkada sebelumnya.
Untuk itu, Bupati Willem berinisiatif mengumpulkan seluruh elemen masyarakat di Kabupaten Puncak untuk menggelar pertemuan akbar yang akan dilaksanakan dalam bulan ini di Ilaga.
“Saya akan segera ke Ilaga untuk mempersiapkan segala sesuatu agar pertemuan akbar menyikapi Pilkada 2018 dapat segera dilaksanakan,” ujar Bupati Willem ditemui di Jayapura, Selasa (10/10) lalu.
Menurut Bupati Willem, pertemuan akbar yang diikuti seluruh komponen masyarakat untuk membahas Pilkada tahun 2018 mendatang berangkat saat dirinya bertemu masyarakat di kampung-kampung yang pada prinsipnya mereka meminta agar Pilkada nanti dapat berjalan dengan aman dan damai tanpa konlik agar pemimpin yang terpilih nantinya benar-benar pilihan rakyat.
“Sebagai pimpinan daerah, saya langsung merespon apa yang menjadi suara masyarakat di kampung-kampung, sebelumnya hal yang sama juga dilakukan penyelenggara pemilu, kegiatan ini sebagai pendahulu, ini merupakan kerinduan masyarakat yang menginginkan Pilkada damai,” ucapnya.
Bupati Willem menuturkan, pertemuan akbar ini akan diikuti seluruh komponen masyarakat mulai dari tokoh masyarakat, tokoh agama, kepala kampung, kepala distrik, pemuda, perempuan, hingga TNI dan Polri.
Pihaknya, juga berencana menghadirkan petinggi-petinggi dari Provinsi Papua seperti Gubernur, Kapolda dan Pangdam termasuk pemerintah pusat.
Apalagi, belajar dari beberapa pengalaman saat Pilkada 2017 ini, saja ada beberapa daerah yang terjadi konflik, menyebabkan masyarakat menjadi korban, fasilitas negara yang sudah dibangun menggunakan biaya negara yang besar, nyatanya malah rusak dibakar oleh para pendukung calon kepala daerah yang tidak terima dengan hasil akhir Pilkada, hal-hal ini jangan sampai terjadi lagi di Kabupaten Puncak, sehingga pertemuan akbar ini dinilai sangat penting.
“Dalam pertemuan itu semua elemen masyarakat akan sama-sama merefleksikan bagaimana Pilkada itu berlansung dengan aman, damai, bermartabat sehingga proses demokrasi dapat berjalan dengan baik termasuk tidak membawa kepentingan tertentu yang dilandasi sikap emosional,” timpalnya.
Bupati Willem menilai, selama ini Pilkada yang terjadi berlandaskan rasa emosional hingga pada akhirnya menyebabkan berbagai masalah yang pada akhirnya merugikan masyarakat dan menghambat pembangunan daerah. Disini pemimpin tidak menyiapkan mental untuk menerima apapun hasil Pilkada
Untuk itu, dia menghimbau seluruh masyarakat Kabupaten Puncak dan mahasiswa maupun pihak-pihak yang tidak mengendapakan Pilkada yang aman dan damai harus meninggalkan kepentingan emosional sesaat.
Bupati Willem menegaskan, menjelang Pilkada 2018 mendatang, tidak ada lagi pendirian posko-posko tim pemenang maupun acara bakar batu seperti Pilkada lalu, sebab ini juga salah satu faktor penyebab terjadinya konflik diatara masyarakat.
Lebih jauh Bupati Willem menjelaskan, hingga saat ini keadaaan Kabupaten Puncak menjelang bergulirnya Pilkada tahun depan berada dalam kondisi aman.
Pemerintah daerah sendiri, katanya terus melakukan upaya bersama dengan stake holder lainnya dan tentunya masyarakat untuk menjaga situasi tetap kondusif seperti saat ini.
“Mari kita sama-sama menjaga kondisi Kabupaten Puncak yang saat ini kondusif hingga pelaksanaan Pilkada nanti,” pintanya.
Untuk menyukseskan Pilkada tahun depan, Bupati Willem mengatakan sudah mengalokasikan anggaran untuk mendukung seluruh proses tahapan.
“Kami akan mendukung dengan anggaran semaksimal mungkin agar pesta demokrasi di Kabupaten Puncak pada 2018 mendatang dapat berjalan dengan baik dan sukses,” imbuhnya.(Diskominfo Puncak)