Mahasiswa Cabut Kembali Mosi Tidak Percaya, Bupati Elvis Tabuni Tegaskan Siap Cairkan Dana Mahasiswa

K.F: Mahasiswa Cabut Kembali Mosi Tidak Percaya, Bupati Elvis Tabuni Tegaskan Siap Cairkan Dana Mahasiswa.

ILAGA—Sejumlah perwakilan mahasiswa Kabupaten Puncak bertemu dengan Bupati Elvis Tabuni, SE,MM, Wakil Bupati Naftali Akawal, SE, Plt. Sekretaris Daerah Nenu Tabuni, S.Sos beserta sejumlah kepala OPD Puncak di ruang kerja Bupati Puncak di Ilaga, Senin, 28 Juli 2025.

Pada kesempatan itu, para perwakilan mahasiswa asal Kabupaten Puncak di seluruh Indonesia ini menyampaikan permohonan maaf dan secara resmi mencabut “Mosi Tidak Percaya Mahasiswa Terhadap Pemerintah dan DPR Kabupaten Puncak” yang sempat dikeluarkan dan beredar luas di media massa dan media online sejak 21 Mei 2025 silam.

Pernyataan pencabutan mosi tidak percaya itu ditandatatangani oleh Kiris Wamang (Perwakilan Mahasiswa Puncak Indonesia Barat), Yonas Magai (Perwakilan Mahasiswa Puncak Indonesia Tengah), Prio Wakerkwa (Perwakilan Mahasiswa Puncak Indonesia Timur), Mis Murib (Perwakilan Tim Investigasi HAM Kabupaten Puncak), dan Dei Murib selaku Sekretaris Tim Investigasi HAM Kabupaten Puncak.

“Melihat dampak mosi tidak percaya dan kondisi penerima bantuan beasiswa asal dari Kabupaten Puncak Se-Indonesia, maka dengan penuh penyesalan, kami Tim Investigasi bersama Mahasiswa Puncak Se-Indonesia menyatakan secara resmi pada Senin, 28 Juli 2025 telah menyatakan mencabut pernyataan “Mosi Tidak Percaya”. Kami juga menyampaikan permohonan maaf sebensar-besarnya kepada Pemerintah dan Lembaga DPRK Kabupaten Puncak,” ucap Kris Wamang dalam keterangannya.

Pertimbangan lain, kata Kris, hubungan mahasiswa Puncak Se-Indonesia bersama Pemerintah Puncak perlu dijaga dan dipupuk ke depan. Untuk itu, pihaknya secara resmi menyampaikan permohonan maaf kepada Bupati dan Wakil Bupati serta Ketua DPRK Puncak dan anggota atas mosi tidak percaya yang pernah dikeluarkan.

“Bahwa demi pembangunan Kabupaten Puncak dan kemajuan di semua aspek berkelanjutan sesuai visi dan misi Bupati Puncak, maka kontrol mahasiswa dan intelektual terhadap roda pemerintah akan berlanjut. Hal-hal menyangkut dengan miskomunikasi akan diperbaiki kembali. Demikian surat pernyataan pencabutan mosi tidak percaya dapat disampaikan,” tegasnya.

Bupati: Beasiswa Siap Diproses

Setelah mendengar permintaan maaf dan pencabutan mosi tidak percaya itu, dalam pertemuan itu di hadapan para perwakilan mahasiswa, Bupati Puncak Elvis Tabuni menyatakan akan siap memproses beasiswa bagi seluruh mahasiswa Puncak di seluruh tanah air yang sempat ditangguhkannya akibat “mosi tidak percaya” itu.

“Dengan adanya permintaan maaf dan pencabutan mosi tidak percaya, hari ini juga saya selaku bupati perintahkan bagian keuangan dan dinas terkait untuk segera proses dana beasiswa bagi mahasiswa Puncak,” kata Bupati Elvis.

Menurut Elvis, pihaknya sempat melakukan penangguhan terhadap pembayaran beasiswa umum karena ia menilai mosi tidak percaya yang dikeluarkan oleh mahasiswa tidak memiliki dasar dan data yang sesuai.

Apalagi, kata Elvis, Pemerintah Daerah Puncak, baik Bupati dan Wakil Bupati dan DPRK adalah dipilih oleh rakyat Puncak untuk memimpin dan membangun rakyat, termasuk mahasiswa.

“Hari ini mereka sudah datang dan ada anak kami selaku perwakilan mahasiswa lima orang sudah bertemu kami mewakili seluruh mahasiswa Puncak, Mereka sudah menyampaikan permohonan maaf dan menarik kembali mosi tidak percaya itu. Dan hari ini kita sepakat pada satu keputusan bahwa kami akan siap memproses bantuan beasiswa kembali yang sempat kami pending mulai hari ini,” tegas Elvis.

 Bupati Elvis berharap, mosi tidak percaya ini adalah yang pertama dan terakhir kali dilakukan oleh mahasiswa. Menurutnya, sebagai negara demokrasi, ia menilai aksi protes dan kritik adalah hal wajar, tetapi harus pada tempat yang sewajarnya serta tidak ditunggangi oleh kepentingan elit politik tertentu.

“Kalian sudah tanda tangan. Ke depan juga kita bisa kerjasama. Untuk hal-hal yang menyangkut kesulitan mahasiswa, bisa datang di sini di Kantor Bupati Puncak, bukan datang di rumah bupati rumah, wakil bupati, rumah sekda, atau rumah atau salah satu kepala dinas. Itu tidak diperbolehkan,” tegas Elvis Tabuni.

 

Kepada kelima perwakilan mahasiswa itu, politisi Gerindra ini juga berpesan agar ke depan mereka lebih fokus belajar dan siap menjadi pemimpin di Kabupaten Puncak suatu saat nanti. 

“Saya ini juga dari kepala desa baru naik jadi bupati Sekarang saya sebagai anak daerah jadi bupati, bukan orang dari luar. Saya sekolah dari SD, SMP, SMA sampai sarjana di Universitas Cenderawasoh Jayapura supaya pulang membangun daerah ini. Kalian juga harus bisa. Waktu mendatang kalian akan jadi camat, jadi bupati. Karena itu, kalian harus sekolah baik-baik,” tuturnya.

Hadir dalam pertemuan itu, sejumlah kepala OPD Puncak di antaranya, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah, dan Kepala Bagian Kesejehteraan Masyarakat Rakyat (Kesra).

Sekadar diketahui, pada 21 Mei 2025, Mahasiswa Puncak mengeluarkan “Mosi Tidak Percaya Mahasiswa Terhadap Pemerintah dan DPR Kabupaten Puncak” terkait kondisi di Kabupaten Puncak yang kini menjadi daerah konflik (zona merah) akibat konflik bersenjata antara TNI/POLRI dan TPNPB/OPM yang telah menewaskan masyarakat sipil, gelombang pengungsian ribuan warga, intimidasi, kriminalisasi, dan pembungkaman ruang gerak masyarakat sipil. Mosi ini menjadi polemik dan perbincangan hingga menimbulkan ketegangan hubungan Pemkab Puncak dan mahasiswa. (Diskominfo Puncak/GMR)