Suasana pertemuan yang dipimpin oleh Bupati Puncak Willem Wandik,SE,M,SI, terkait dengan Pilkada 2018, di kantor Bupati Puncak,Selasa (22/8),kemarin
ILAGA- Pengalaman pahit yang pernah menimpa Kabupaten Puncak Papua,perang suku akibat dari Pemilukada 2011-2012, dampaknya masyarakat menjadi korban,nyawa hilang percuma, rumah masyarakat,harta benda hangus terbakar, membuat hingga Pemerintah Kabupaten Puncak, mengambil langkah-langkah pencegahan secara dini, dengan melakukan pertemuan forum pimpinan daerah (forkompinda) Kabupaten Puncak,pimpinan SKPD,TNI/Polri,komisoner KPUD Kabupaten Puncak, pimpinan DPRD, di ruang rapat Kantor Bupati Puncak, Ilaga,Selasa (22/8),kemarin.
Pertemuan yang dipimpin oleh Bupati Puncak Willem Wandik,SE,M,Si tersebut lebih pada membicarakan langkah-langkah anstipasi secara dini termasuk mendata potensi-potensi konflik yang bakal menjadi pemicu konflik di Kabupaten Puncak, saat Pilkada 2018, mendatang,sehingga potensi-potensi tersebut secepatnya dilakukan langkah antisipasi, atau ada deteksi dini, dengan demikian pilkada 2018, mendatang, bisa berjalan secara aman, damai dan demokratis.
Sebagai Bupati yang terlibat langsung dalam proses perdamaian akibat Pilkada,mendamaikan kedua belah kubu yang terlibat dalam perang suku,nampaknya menjadi pengalaman tersendiri bagi Willem Wandik, sehingga dirinya tindak ingin lagi ada konflik hanya karena politik, apalagi dengan adanya beberapa pengalaman yang baru saja terjadi di sejumlah Kabupaten di papua, yang membuat konflik antara para pendukung calon Bupati, seperti di Kabupaten Puncak jaya,nampaknya menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat kabupaten Puncak, sehingga kejadian-kejadian tersebut jangan lagi terjadi di Puncak.
“Kami di Kabupaten Puncak, punya pengalaman pahit, sebab akibat dari Pilkada pertama 2011-2012 lalu, maka terjadi perang suku, banyak nyawa melayang, harta benda hilang, anak-anak jadi korban, pembangunan tidak berjalan dengan baik, sehingga pengalaman tersebut menjadi guru buat kita, jangan lagi terjadi di Puncak, sehingga kita perlu lakukan langkah-langkah antisipasi secara dini,”ungkap Bupati Puncak Willem Wandi, usai pertemuan tersebut.
Kata Bupati, dari pertemuan tersebut, akhirnya disepakati, bahwa perlu lagi ada pertemuan lanjutan yang lebih besar, yang akan melibatkan para pemangku kepentingan terkait Pilkada di Kabupaten Puncak, baik Pemerintah pusat, pemerintah Provinsi dan juga pemerintah Kabupaten Puncak, untuk duduk bersama memikirkan tentang Pilkada di Kabupaten Puncak, sehingga ada keputusan-keputusan penting yang akan diambil, demi terciptanya Pilkada Kabupaten Puncak, yang aman damai dan demokratis, tidak ada lagi perang suku di Kabupaten Puncak.
“Kita harapkan siapa yang nantinya terpilih menjadi Kepala daerah pada Pilkada 2018, mendatang, dialah anak Puncak, yang terbaik, semua pihak harus mendukung dia, jangan ada gerakan yang membuat konflik di kabupaten Puncak,”ujar Bupati.
Lanjut Bupati, dari pertemuan tersebut juga disepakati, agar komisioner KPUD Kabupaten Puncak, juga perlu melakukan banyak sosialisasi kepada masyarakat dan terutama kepada mahasiswa-mahasiswa asal kabupaten Puncak, sehingga mereka harus tahu dan sadar akan kondisi sebenarnya di Kabupaten Puncak, sehingga mahasiswa sebagai kaun intelektual, ikut menjaga kondisi demokrasi di Kabupaten Puncak, dengan tidak membuat profokasi kepada masyarakat di Puncak, namun lebih dari pada itu ikut membuat rasa sejuk dan aman dalam tahapan maupun pelaksanaan Pilkada di Kabupaten Puncak, sehingga Pilkada berjalan aman dan damai serta demokratis.
“Saat ini saya sendiri melihat ada beberapa adik-adik mahasiswa yang masuk ke Ilaga, kita harapkan mereka ini tidak memprofokasi masyarakat Puncak, namun mereka bisa menjadi ujung tombak demokrasi di Puncak, sehingga kita sepakat perlu ada sosialiasi kepada mahasiswa, terutama kepada komonitas-komonitas, sehingga mereka ikut menjaga demokrasi di Kabupaten Puncak,”tambahnya.
Bupati juga mengatakan jika bakar batu, posko-posko juga perlu untuk ditiadakan, karena posko-poko bakar batu, menjadi salah satu pemicu komflik, karena biaya yang dikeluarkan untuk posko dan bakar batu, begitu memakan biaya yang besar, hal tersebut kadang kalah calon kepada daerah, sering tidak terima dengan kekalahan, sehingga kadang berakhir dengan konflik.
“Anak Puncak yang mau maju jangan kita buat beban ke dia, tapi lebih baik kita dukung dia, dan siapa yang terpilih dialah anak puncak yang terbaik, sehingga kita sepakat jangan ada posko atau bakar batu, kecuali sekretariat saja,itu perlu diketahui oleh mereka yang mau maju di Kabupaten Puncak,”jelasnya.
Bupati Puncak yang juga sebagai pembina Politik di Kabupaten Puncak, berharap juga agar para bakal calon Bupati yang mau maju di Kabupaten Puncak, agar ikut juga menjaga kedamaian di Kabupaten Puncak, memberikan pembelajaran politik kepada masyarakat,harus juga memiliki sikap demokratis, siap kalah dan siap menang, sehingga hasil akhir dari Pilkada, harus diterima dengan lapang dada, jangan membuat gerakan yang akhirnya membuat konflik, sebab dampak dari konflik, dimana pembangunan tidak bisa berjalan dengan baik, ujung-ujung adalah masyarakat yang rugi.
“jangan karena pilkada, membuat Pembangunan tidak berjalan dengan baik, masyarakat yang rugi, saat ini generasi anak-anak Puncak, perlu pendidikan, masyarakat perlu kesehatan, ekonomi yang baik,sehingga saya berharap kita utamakan kepentingan rakyat dari pada kepentingan politik, siapa anak Puncak yang terpilih, kita semua dukung dia dan berikan kesempatan kepada dia untuk memimpin Puncak,”ajaknya.(Diskominfo Puncak)