Bupati Puncak bersama Menhub Hadiri Peringatan Tiga Tahun Kepemimpinan Presiden
Bupati Puncak Willem Wandik,SE,M,Si, saat memberi penjelasan saat dialog tiga tahun kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla dibidang transportasi, yang dilaksanakan oleh Kementerian Perhubungan bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul yang berlangsung di pendopo Sewokoprojo, Gunungkidul,Yogjakarta,Sabtu (12/8), akhir pekan kemarin.
Gunung Kidul-Bupati Puncak Willem Wandik,SE,M,Si, diberikan kesempatan hadir dalam acara special dialog dengan tema Sinergi Membangun Bangsa dalam rangka memperingati tiga tahun kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla dibidang transportasi, yang dilaksanakan oleh Kementerian Perhubungan bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul di Pendopo Sewokoprojo, Gunungkidul,Yogjakarta,Sabtu (12/8), akhir pekan kemarin.
Acara dihadiri oleh masyarakat Gunungkidul, perwakilan dari PT. Angkasa Pura (Persero), perwakilan PT.Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 6 Yogyakarta, perwakilan tokoh masyarakat Miangas serta Wakil Bupati Gunung Kidul.
Pembicara dalam acara ini adalah Menteri Perhubungan Ir. Budi Karya Sumadi dan dipandu oleh Presiden Direktur Metro Tv Suryo Pratomo,dimana Bupati Puncak Willem Wandik, mewakili Bupati-Bupati di wilayah Pegunungan Tengah Papua maupun dipesisir pantai Papua, menyampaikan penghargaan dan ungkapan terima kasih kepada Pemerintah Republik Indonesia melalui Pak Presiden RI Joko Widodo yang begitu menaruh perhatian kepada pembangunan infratruktur di wilayah Papua, khususnya di Pegunungan tengah, salah satu contoh adalah dengan kesegeraman harga BBM di wilayah Pegunungan Tengah yang sudah sama dengan wilayah lain di Indonesia lainnya.
“Indonesia dijajah hampir 350 tahun ditambah lagi dengan 72 tahun usia kemerdekaan kita saat ini, ternyata baru kami terlepas dari penjajahan harga BBM yang begitu tinggi,kami beberapa tahun yang lalu BBM capai Rp.50 ribu, bahkan jika ada kelangkaan BBM bisa mencapai 100 ribu, ternyata saat pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla, baru dua tahun sejak 17 agustus 2016 lalu, kami menikmati harga BBM yang setara dengan daerah lain di Indonesia,”ungkap Willem Wandik.
Kata Willem Wandik, selain harga BBM yang sudah sama harganya dengan daerah lain, pihaknya juga merencanakan akan menurungkan harga semen menjadi Rp.1 juta dari harga awal yang mencapai Rp.2 juta lebih, rencana penurunan harga BBM ini,atas kerja sama Pemerintah pusat melalui BUMN dan BUMD Kabupaten Puncak, yang membantu dalam sistem ekonomi, sehingga harga semen bisa turun mencapai 30 persen menjadi Rp.1.050.000.
“Kita secara resmi akan umumkan penurunan harga semen terbaru yang sudah turun pada hut 17 agustus nanti, dari 2 juta ke 1 juta, akan terus kita turunkan lagi tahap demi tahap sampai setara dengan daerah lain di Indonesia”jelas Willem Wandik.30 persen, mencapai 1 jut/sak, tahap demi tahap kita akan turun, sampai harga normal,”jelasnya.
Kata Willem Wandik, khusus untuk fasilitas jalan darat juga, dimana pemerintah pusat begitu menaruh perhatian ke Papua, buktinya ada pembangunan jalan trans papua, yang kini sedang dikerjakan dan direncanakan akan terhubung semua akhir 2018 atau awal 2019, karena dengan pembangunan sarana infratruktur yang baik, maka akan meningkatkan ekonomi dan pembangunan, masyarakat di wilayah pegunugan tengah bisa merasakan kemerdekaan sama dengan daerah lain di Indonesia.
“Ada pembangunan lapangan terbang perintis di Kabupaten-kabupaten, jalan darat, pembangunan jembatan, semuanya sangat membantu masyarakat Papua, kami sangat berterima kasih buat pak Presiden, sebab dengan sarana inftaruktur transpoirtasi yang baik, maka pembangunan dan akses ekonomi rakyat menjadi lebih baik, kesejahteraan masyarakat meningkat,”ujarnya.
​
Bupati Puncak Willem Wandik menyampaikan penjelasan terkait kondisi harga BBM dan masuknya pembangunan di Kabupaten Puncak Papua,di Pendopo Sewokoprojo, Gunungkidul,Yogjakarta,Sabtu (12/8), akhir pekan kemarin.
Tak heran ungkapan harga semen yang turun mencapai Rp. 1 juta tersebut, ternyata menimbulkan pertanyaan dan keheranan diantaranya para peserta serasehan tersebut, karena sebagian warga bertanya kok harga semen bisa mencapai Rp 2 juta dan turun mencapai 1 juta, karena harga di wilayah jawa saja mencapai Rp 60-80 ribu, hal tersebut membuat para wartawan pun langsung bertemu dengan pak Bupati Puncak Willem Wandik,untuk mewancarai terkait harga barang yang begitu tinggi di Kabupaten Puncak.
Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya menjelaskan bahwa pembangunan infrastruktur di Indonesia berkembang cukup pesat mulai dari pembangunan pelabuhan hingga bandara, jalan dipulau terluar Indonesia,bahkan pos-pos lintas batas juga sudah dibangun oleh pemerintah Indonesia, misalnya di serawak-Perbatasan antara Kalimantan Barat dan Malaysia,serta di Skouw-Wutung Perbetasan RI-PNG.
“Empat bulan lalu juga Presiden Joko Widodo baru meresmian tiga pelabuhan sekaligus,di Maluku Utara,Pelabuhan Tapa-elo, pelabuhan waya-Bula,ini adalah langkah nyata dalam rangka memenuhi janji untuk memberikan akses ke daerah-daerah terdepan,terpencil dan terdalam selaras dengan program Presiden nawacita,”ungkap Menteri Perhubungan.
“Bahkan saat ini akses ekonomi mulai maju, Kementrian PUPR dn Wika, berperan banyak disana, yang awalnya lusuh dan kurang terawat,sekarang kita gagah,”tambahnya.
Saat ditanyai oleh kesuksesan dalam pemerintahan saat ini, Menhub menjelaskan bahwa jangan bertanya kepada dirinya, namun tanya kepada masyarakat dan masyarakat yang akan menilai apa yang mereka rasakan saat pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla.
“Satunya adalah pembangunan bandara di Daerah Miangas, Provinsi sulawesi Utara,Serta pembangunan Bandara di sejumlah Kabupaten di Provinsi Papua, salah satunya adalah di Kabupaten Yahukimo, Jayawijaya, serta Puncak Papua, serta ada juga pembangunan jalan, kini mulai dirasakan manfaatnya oleh masyarakat disana,”tukasnya.
Menurut Hibor dan Petrus, warga Miangas, Sulawesi Utara,yang juga dihadirkan dalam acara ini mengatakan bahwa masyarakat Miangas merasa lega dengan adanya bandara tersebut karena roda perekonomian masyarakat menjadi lancar. Sebelum adanya bandara, transportasi mereka hanya melalui jalur laut. Jika cuaca buruk, para nelayan tidak dapat berlayar.
Selain pembangunan bandara di Miangas, pemerintah juga membangun beberapa aksesbilitas di Danau Toba seperti membangun bandara dan memperbaiki jalan tol dari Kualanamu-Tebing Tinggi. Pembangunan aksesbilitas tersebut akan memudahkan wisatawan yang akan berkunjung ke Danau Toba.
Untuk daerah Gunungkidul sendiri, pemerintah berencana membangun bandara Gading khusus untuk wisatawan mancanegara yang akan berkunjung ke Gunungkidul.(Diskominfo Puncak)