• Selamat Datang di Kabupaten Puncak

"Nelson dan Nerius Alom" PesepakBola Yang Menginsipirasi

31 Aug 2017 690

Persipura merupakan tim favorit dan menjadi kebanggaan semua orang Papua. Mutiara Hitam selalu identik sebagai harga diri dan martabat Orang Asli Papua (OAP).

Klub dari ufuk timur Indonesia ini sudah merebut empat bintang atau jenderal penuh. Tidak salah bila ditahbiskan menjadi klub terbaik di Indonesia saat ini.
Tim dengan warna baju merah-hitam ini tidak pernah berhenti melahirkan talenta-talenta sepak bola top.
Dari  masa ke masa, selalu muncul pesepak bola handal asal tanah Papua. Tidak hanya bersinar bersama Persipura. Mereka selalu menjadi langganan Tim Nasional (Timnas) Indonesia.
Dari sekian banyak pemain Persipura, mungkin bisa dihitung dengan jari. Hanya beberapa pemain yang masih saudara kandung atau satu darah memakai jersey Persipura.
Sebut saja Ivakdalam bersaudara. Eduard yang kini menjadi pelatih Persewar Waropen dan Carolino, sang kakak menjabat Pjs Dispora kabupaten Waropen.
Ada juga Boaz Solossa dan Ortisan. Ada pula Isaack dan  Patrich Wanggai. Isack saat ini masih tetap di Persipura sementara, Patrich membela Pusamania Borneo FC.

Lalu ada Alom bersaudara. Dua generasi Persipura yang datang dari kabupaten Puncak. Nelson Alom, gelandang pemutus serangan serta adiknya Nerius Alom, juga berposisi sebagai gelandang jangkar.
Ferdinand alias Nando Fairyo, mantan kapten Persipura bilang Nelson Alom memiliki bakat serta kemampuan mumpuni sebagai seorang pesepak bola.
"Nelson Alom punya kemampuan serta bakat terpendam. Bila terus diasah, ia akan muncul menjadi pemain hebat ke depan," kata Nando suatu waktu saat masih menjadi mentor buat Nelson di Persipura U-18 dan U-21.
Nando juga orang yang berjasa merekomendasikan kepada manajemen kalau anak didiknya itu pantas dan layak masuk tim kebanggan rakyat Papua. Selepas pulang PON Riau, Nelson langsung ditarik ke Persipura.
Nelson Alom  adalah produk asli binaan Mutiara Hitam. Mulai bermain di Persipura U18, kemudian memperkuat Persipura U21. Puncaknya saat memainkan peran sebagai gelandang sentral bersama tim PON Papua di tahun 2012. Walau gagal mempersembahkan medali.
Nelson Alom pertama kali turun membela Persipura saat melawan PS Pekan Baru. Meski hanya bermain 15 menit, tetapi satu asistnya membuat Boaz T Solossa menjabol gawang anak-anak Pekan Baru kala itu.
Nelson dan Nerius adalah anak dari pasangan, Usai Alom, S.Pd M.Si dan Selina Magai. Nelson Alom dan Nerius Alom lahir di Beoga. Salah satu Distrik di Kabupaten Puncak, Provinsi Papua. Nelson lahir pada 27 Oktober 1990 dan Nerius pada 29 November 1994.

Nando mengaku Nelson Alom memiliki tendangan sangat keras dan akurat. Jarang ada pemain di Persipura yang punya kemampuan menendang sangat keras.
Omongan Nando bukan isapan jempol belaka. Nela, panggilan karib Nelson Alom sudah membuktikannya saat mencetak gol perdana bersama Persipura ke gawang Sriwijaya FC. Gol itu dicetak lewat sepakan keras dari jarak 30 meter.
Pada pentas internasional Nelson mengawali debut perdana di AFC 2015 saat melawan Warrior FC di Singapura, dengan mencetak salah satu gol berkat umpan dari Robertino Pugliara.
Gol itu mengantarkan Persipura melumatkan The Warrior dengan skor telak 3-1. Sebaliknya di Mandala Boaz dan kolega membantai dengan skor telak 6-0.
Nelson saat ini menjadi salah satu pemain kunci di Persipura. Ia juga generasi pemain senior setelah Boaz, Ricardo, Ian Kabes dan Imanuel Wanggai.
Adiknya, Nerius Alom memang belum begitu dikenal. Tapi sabar dulu, kalau bicara soal prestasi. Pemain berambut gimbal ini sudah mencicipi gelar juara. Baik tim maupun gelar individu.
Nama Nerius mulai muncul ke permukaan di kancah sepak bola Tanah Air setelah terpilih menjadi pemain terbaik ISL U-21 pada 2014 bersama tim Semen Padang U-21.
Daniel Womsiwor yang pernah melatih Nerius di tim Uncen saat ikut Liga Pendidikan Indonesia, sekaligus merebut Piala Presiden untuk ketiga kalinya menilai kemampuan Nerius tidak jauh berbeda dengan kakaknya.

“Nerius punya tendangan sangat keras dan akurat. Fisiknya juga diatas rata-rata. Dia pantas berseragam Persipura dan Timnas,” puji Womsiwor.
Nerius Alom mulai bergabung bersama Persipura di turnamen Piala Bhayangkara 2016. Kebahagiaannya bertambah setelah berhasil mencetak gol ketika Persipura imbang 1-1 melawan PS Polri pada laga penyisihan Grup B di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Senin, 21 Maret 2016.
"Saya senang bisa membuat gol untuk tim kebanggaan orang Papua," ucap Nerius.
Jimmy Maak, agen pemain yang turut andil melambungkan nama Nerius mengatakan ia tipe pemain yang mau dengar-dengaran dan selalu ingin bekerja keras.
 “Dia (Nerius Alom) anaknya baik. Selalu mau dengar nasehat orang yang lebih tua. Dia juga pemain pekerja keras dan tidak mudah menyerah,” kata Jimmy Maak.
Debut pertamanya adalah bermain di Suratin Cup U-18 perkuat Persidafon Dafonsoro Junior pada 2012, kemudian Persidafon U-18.
Tanpa menunggu lama, dalam rentang tiga tahun setelah memperkuat Persidafon usia muda, anak kedua dari lima bersaudara itu bergabung dengan klub Divisi III dan berlanjut ke Divisi II lalu ke Divisi I.
 “Saya ingat mulai ada sepatu bola saat sudah 10 tahun. Sebelumnya main-main saja sama teman di kampung. Ini biasa, semua anak di Papua bermain bola, malah aneh jika tidak bisa main bola,” katanya.
Ia bersama kakak  tertuanya Nelson Alom, saat ini keduanya memperkuat Persipura senior dan berposisi gelandang. Punya tendangan jarak jauh sama kerasnya.
 “Mungkin orangtua saya binggung juga, karena di Papua itu, suatu keluarga akan sangat bangga jika ada anaknya bisa jadi pemain bola, bisa ada di televisi. Ini ada saya dan kakak, dua kakak beradik yang main bola,” demikian kata Nerius dengan senyum khasnya.